ALIEF ASHAR
I
311 07 022
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
PENDAHULUAN
Masa kebuntingan
umumnya berlangsung selama 283 hari, yaitu mulai dari saat fertilisasi sampai
pada saat kelahiran. Proses fertilisasi terjadi, terdapat rongga yang
ditinggalkan oleh sel telur pada ovarium,rongga tersebut kemudian berkembang
menjadi suatu kelenjar endokrin yang disebut corpus luteum yang menhasilkan hormone yang bernama progesterone.
Progesterone ini bertanggung jawab untuk mmpertahan kebuntingan. Sel telur yang
telah dibuahi terapung-apung bebas sebelum melekat/menempel pada kira-kira umur
35 hari.
Sewaktu kebuntingan
melanjut, uterus mengalami perbesaran gradual yang memungkinkan ekspanso
foretus, hormon juga sangat berperan
yaitu progestron dan estrogren ovarial dan gonatropin prolaktin yang
disekresikan oleh adenohypopisa. Progestron penting dalam perkembnagan hidup
blastocyst. Sumber utama dari progesteron terdapat pada corpus luteum.
Ovum atau sel telur
yang telah berkembang lalu mulai membentuk placenta (membran) yang menyelimuti
fetus yang sedang bertumbuh dan melindunginya dalam suatu cairan yang disebut cairan amnion. Placenta itu menempel
pada karantula uterus melalui kotiledon pada palcenta. Ini memungkinkan
terjadinya pertukaran nutrient (hara) antara induk dan fetus yang sedang
bertumbuh. Fungsi promer dari sistem ini adalah sebagai saran pelintasan bagi
nutrient dan oksigen menuju ke fetus serat perlintasan bagi produk buangan yang
harus dikeluarkan.
TAHAP KEBUNTINGAN
kebuntingan dimulai dari perkembangan fetus, perubahan ukuran tubuh sel telur yang tlah
dinbuahi dalam perkembangan nya menjadi be,mbri, fetus dan anak sampai dewaasa
adalah adalam jumlah ukuran sel. Setia individu fetus dimulai dengan sel
tunggal pada waktu pembuahan dan
membelah sebanyak 42 kali sampai lahir dan 5 kali lagi lahir setelah dewasa. Pernapasan fetus, plasenta mrerupakan
organ yang melaksanakan pertukaran gas dan pengekluaran hasil pembangan. Sistem endokrin fetus, menjelang
sperempat masa kebuntingan pada ternak kelenjar endokrin fetus menghasilkan
hormon yang sama pada ternak dewas. Persiapan
melahirkan, tanhap ini pemsahan plasenta akan seketika memutus suplai
oksigen dan glukosa bagi anak. Agar anak lahir dapat hidup harus ada
pendewasaan pari-paru. Ini melibatkan surfaktan
paru-paru dalam kosentrasi yang cukup supaya paru-pariu dapat
dipertahankan dalam keadaan menngembung. Mekanisme semua itu pada bagian
korteks foetus. Memulai kelahiran ,
foetus akan mengontol dari kelahiran, dimana pada saat ituhiotalamus akan
menghasilakan FG2 menyebbakan
koasentrasi miometrium, yan merangsang pelepasan oksitosin . urutamn proses kelahiran berakhir dengan
luteolisis (penghancuran CL).
Lama Kebuntingan
Lama kebuntingan ditentukan secara genetik walaupun dapat dimodifiser oleh
faktor-faktor maternal, foetal dan lingkungan :
a.
Faktor maternal. Umur induk mempengaruhi lama kebuntingan pada berbagai
jenis hewan. Suatu perpenjangan selama 2 hari dari lama kebuntingan normal
terjadi pada domba berumur 8 tahun. Sapi
dara yang bunting pada umur relatif muda akan
mempunyai masa kebuntingan yang lebih pendek daripada induk sapi yang
lebih tua.
b. Faktor foetal. Suatu hubungan terbalik antara
lama kebuntingan dan besar “litter” banyak di laporkan pada beberapa spesies
kecuali pada babi.
c. Faktor
genetik, perbedaan kecil mengenai lama kebuntingan yang terdapat dalam
bangsa-bangsa ternak dapat disebabkan oleh pengaruh genetik, musim dan
lokalitas.
d. Lingkungan fisik,
perpanjangan masa kebuntingan kuda sesudah perkawinan dimusim dingin disebabkan
oleh penundaan implantasi. Akan tetapi, perbedaan musim tidak mempengaruhi masa kebuntingan pada sapi
perah.
Palpasi Rektal
Prinsip palpasi
rectal adalah memasukkan tangan dan lengan kedalam rectum seekor sapi betina
dan dari dinding rectum itu merasakan adanya tanda-tanda adanya kebuntingan.
Deteksi rectal ini dapat dikerjakan pada umur kebuntingan 60 hari bagi
kebanyakan peternak, sedangkan para ahli yang berpengalaman dapat melakukannya
pada tahapan yang lebih awal.
Pertanyaan yang
paling sering timbul dalam melakukan palpasi rectal adalah : “apakah yang ada
rasakan?”, ada beberapa tanda tertentu yang dapat membantu para palpator guna
membantu evaluasi yang benar aka nada tidaknya kebuntingan atau tahapan dari
suatu kebuntingan tertentu. Persis didepan peviks akan dapat dipegang cerviks.
Bagi mereka yang belum berpengalaman, hal ini dapat dibantu dengan
membanyangkan cerviks sebagai suatu yang mendekati ukuran dan rabaan seperti
leher suatu botol soda.
Dari serviks terus
ke tanduk uterus yang mengembang. Ini biasanya terletak pada bagian kanan,
apakah tanduk uterus itu berisi embrio itu yang kana atau yang kiri. Hal ini
disebabkan oleh karna rumen sapi menempati sebagian terbesar daerah sebelah kiri. Seperti telah dikemukakan fetus
yang sedang berkembang itu terapung-apung di dalam cairan amnion; oleh karena
itu waktu meraba jangan mengharapkan langsung dapat merasakan adanya bentuk
seekor anak sapi, tetapi hanyalah sesuatu yang terapung di dalam suatu membrane
pelindung. Dengan banyak latihan seseorang dapat merasakan hal itu pada umur
kebuntingan 60 hari, dan denga semakin
bertambahnya umur kebuntingan dan berkembangannya fetus, pekerjaan palpasi itu
semakin mudah.
Kelahiran
Tanda-tanda
menjelang kelahiran dimulai dengan berkembangya ambing. Ini dapat terjadi
sewaktu masih 6 minggu sebelum kelahiran. Tanda yang nampak dalam waktu
seminggu sebelumnya adalah adanya pembengkakan vulva dan warnanya yang menjadi
merah, serta relaksasi pelvis. Tanda-tanda yang semakin mendekat yaitu saat
menjelang kelahiran adalah membesarnya putting dan keluarnya cairan mokus dari
vulva. Sapi betina pada tahapan ini dapat menunjukkna tetesan air susu dari
putting. Hormon yang bernama relaksing menyebabkan timbulnya relaksasi pelvis
dan hormone-hormon estrogen menyebabjan terbukanya saluran reproduksi sehingga
fetus dapat lewat. Estrogen juga menyebabkan timbulnya tenaga untuk kontraksi
uterus yang membantu proses kelahiran. Dalam pada itu, hormone oksitosin yang
berasal dari pituitary posterior dan plasenta bekerja secara sinergis dengan
estrogen di dalam kotraksi tersebut. Sapi yang mengalami labor pain pada
tahapan awal, akan memperlihatkan keadaan gelisah dan menjauhi kelompoknya.
Dalam keadaan normal, kelahiran itu tidak memerlikan bantuanan sapi hendaknya
dibiarkan sendiri, kecuali byata-vyata waktunya tertunda lama dan kondisinya
semakin melemah.
Bebrikut beberapa metode penanganan kelahiran:
1.
Mekanidsme inisiasi kelahiran
v Mekanisme simulasi mekanik, pengembangan uterus karena foetus yangf
makinbesar menyebabkan peninggian sensitifitas otot-otot uterus terhadap
edstrogen dan oxitosin
v Mekanisme imunologik, walau beberapa keompok dari sel foetal dalam
mangkok endometrium pada kuda ditolak oleh jaringan induk, namun induk cukup
terisoler secara imunologik dari foetus.
v Mekanisme hormonal, peningkatan kadar hormon estrogen dan oxitosin
atau penurunan kadar progesteron dalam induk . progesteron akan menurun sebelum
partus
v Meanisme pengontrolan foetal, poros hipotalanus dan hipopfisa
anterior- adrenal dinyatakan menginduksi kelahiran . Kadar corticosteroid sangat tiinngi pada permulaan proses
kelahiran.
2.
Tingkatan Perejanan
Proses kelahiran normal dibagi atas 4 yaitu :
1. Stadium pertama, stadium persiapan
ditandai dengan kontraksi oleh crvix dan kontraksi otot-otot uterus
longitudinal dan sirkuler. Gerakan eskpulasi ditunjukan ke arah cerviks.
Permulaan ini mengstimulasi timbulnya kontraksi, memaksa cairan dan membran
foetus terdesak ke cervix yang mengendor, pada permulaan kontraksio ini
berlangsung kurangf lebih 15 menit dan bertahan 20 detik dan makin lama makin
bertambah daalam frekuensi. Pada akhir stadium persipan cervix mengembang dan
memungkinkan uterus dan vagina menjadi satu saluran. Foetus dan chorioalatois
dipaksa masuk ke pintu dalam pelpis yang menyebabkan cairan allantois mengalir
ke vulva.
2. Stadium ke dua, satium pengeluaran foetus, annion berkemabang bersama
kepala dan bagian kaki depan di dorong
masuk ke pintu dalam pelvis. Keadan ini menimbulkan kontraksi refleks dan
volunter dari diagfragma dan otot perut. Kaki amnion terlihat di fulva.
Perjalanan foetus ke luar mrelalui cervix ke dalam vagina bersama pecahnya
kantong amnion menimbulkan kontraksoi refleks yang mendorong foetus keluar
melalui saluran kelahiran.
3. Stadium ketiga, stadium pengeluaran placentaek , ekspulasi membran foetus adalah proses aktif dengan kontraksi uteus,
kontraksi perisytaltik yang berasal dari apex uteri yang inversi chorional dari
crypta carunculae dapat menyebabkan pengeluaran banyak darah dari villi dan
carunculae maternal olreh kontraksi uterus
yang kuat yanfg terjadi selama pengeluaran foetus.
4.
Stadium ke empat, stadoum
inovulasi uterus, sesudah pengeluaran fotus dan
placenta, uterus kembali ke ukurannya yang normal. Proses ini disebut inovulasi
uteri adan secara logikdianngap proses kelahiran. Untuk beberapa mingiu setelah
fartus 3 sampai 4 hari berikurtnya kontraksi uterus berkurang secara granual
Posisi kelahiran normal adalah kaki
depan keluar pertamadengan kepalaterlihat kira-kira setengah jam atau dua kakio
terlihat kira-kira setengah jam atau dua kaki belakang atau satu kaki depan dan hidung terlihat.
Menyusui
Mamalia atau hewan menyusui dikenal karena terdapatnya kelenjar mammae atau kelenjar
susu pada jantan ataupun betina walaupun yang berfungsi hanya pada hewan
betina. Kelenjar mammae adalah
modifikasi kelenjar susu untuk makanan anak. Pada beberapa jenis hewan,
kelenjar susu mengeluarkan kolostrum yang kaya akan bahan-bahan antibody yang
melindungi anak terhadap penyakit
untuk beberapa minggu sesudah lahir.
Pengeluaran
Air Susu.
Mekanisme keluarnya air susu terdiri dari beberapa
gelembung- gelembung (alveoli) air susu
. dinding alveoli terdiri dari selapis sel epitel yang disebut sel myoepitel.
Sel i i membentuk air susu dari zat vyang berasal dari darah, kemudian
mengsekresikan ke lumen alveoli. Dari lumen alveoli kemudian dialirkana masuk
ke dalkam siterna melalui ductus alveolus ke lobus kemudian ke lobulus dan
akhirnya ke siterna ambing. Ductus halus kemudian dari alveoli bertemu dan
menjadi ductus yang lebih besar. Sintesaa ambing adalah suatu ruangan yang
terdapat di bagian bawah kuartil-kuawartil dan kemudian masuk ke dalam siterna
puting. Lubang puting susu memiliki otot –otot sirkuler dalam dindingnya. Akibat
rangsangan ini syaraf atau karena tekanan air susu dlam ambing, maka otot
mengendur sehinnhga aiir susu keluar.
Pada penurunan air susu sistem dan endokrin keduanya terlibat.
Impuls-impuls syaraf yang berasal dari berbagai rangsangan dibawah pengaruh
syaraf afferen langsung ke hypotalamus . pada gilirannya hypotalamus melaui
syaraf neurohypopisa , menyebabkan pelepasan oxitocin dan vassopresing. Ke dua
hormon ini di angkut dari kelenjar mmae melalui darah dan menyebbakan kontraksi
sel-sel myoepitel. Kontraksi ini meninngikan tekanan inframmammae, mendorong
air susu dari lumina alveoli dan saluran-saluran terminal dan mempersiapkan air
susu tersebut untuk anak.
Hormonal Pada Saat Laktasi
Laktasi dapat ditimbulkan pada mamalia, termasuk
sapi dara, dengan penyuntikan ekstrak hypophysa atau dengan preparat LTH. Hewan
yang diadrenalectomi selama kebuntingan dapat menghasilkan anak yang normal,
tetapi jarang dapat berlaktasi secara
cukup untuk membesarkan anak-anak tersebut. Kegagalan berlaktasi secara cukup tidak
disebabkan oleh efisiensi LTH karena adrenalectomi tidak menghambat peninggian kadar LTH hypophysa sesudah
partus.
Thyroidectomi
selama kebuntingan tidak menghambat initiasi laktasi sesudah partus.
Akan tetapi thyro-parathyidectomi pada kambing bunting menyebabkan kegagalan
laktasi secara sempurna. Insulin juga perlu untuk initiasi laktasi.
Penyuntikan atau implantasi pellet estrogen,
estrogen dan testosteron propionat,
atau estrogen dan progesteron dapat
menggertak pertumbuhan jaringan sekretoris
mammae dan initiasi laktasi. Laktasi dapat ditimbulkan pada sapi dara bunting
dengan pemberian 9-fluoroprednisolon. Jumlah air susu yang disekresikan
bervariasi dari sedikit sampai mencapai jumlah yang sama seperti pada sekresi
normal sesudah partus
Pada anak sapi dan domba
estrogen sendiri merangsang pertumbuhan lobuli-alveoler tetapi untuk mencapai
pertumbuhan yang sama dengan yang terjadi sewaktu kebuntingan estrogen dan
progesteron harus disuntikan serentak dalam perbandingan yang khas bagi tiap
jenis hewan. Pertumbuhan alveoli-alveolur dapat ditimbulkan pada kambing yang
diovariectomi dan hypophysektomi dengan penyuntikan prolaktin, hormon
somatotropik, dan adrenocosticotropin bersamaan dengan estrogen dan
progesteron. Adrenolectomi tidak dapat menghambat peninngian kadar LTH hyfopisa
ssudah partus. T terdiri dari beberapa hyroidectomi menghambat selama
kebuntingan .
KESIMPULAN
-
Pada
tahap kebuntingan dimulai dari perkembangan
fetus, perubahan ukuran tubuh sel telur yang tlah dinbuahi dalam
perkembangan nya menjadi be,mbri, fetus dan anak sampai dewaasa adalah adalam
jumlah ukuran sel.
-
Proses
kelahiran normal dibagi atas 4 yaitu : Stadium pertama, stadium persiapan
ditandai dengan kontraksi oleh crvix dan kontraksi otot-otot uterus
longitudinal dan sirkuler. Stadium ke dua, satium pengeluaran foetus, annion berkemabang bersama kepala dan bagian kaki depan di dorong masuk ke
pintu dalam pelvis. Stadium ketiga, stadium pengeluaran placentaek , ekspulasi
membran foetus adalah proses aktif dengan kontraksi uteus, Stadium ke empat, stadoum
inovulasi uterus, sesudah pengeluaran fotus dan placenta, uterus
kembali ke ukurannya yang normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar