Telur adalah produk peternakan mengandung
nilai asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh manusia. Kendati memiliki
kandungan gizi tinggi, telur mudah rusak akibat bakteri, antara lain
salmonella, bahan kimia dari imbah, dan benturan atau gesekan. Telur juga salah
satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur
dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung
telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %,
serta vitamin, dan mineral.
Umumnya telur akan mengalami
kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakkan
tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat
diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah,
retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga
derajat keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam
telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran
telur merosot. Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya mikroba ke
dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh induknya.
Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit
telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat
kerusakan. Jadi pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet daripada yang
telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan
kelembaban ruang penyimpanan.
Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi
telur dengan jangka panjang, diperlukan teknik penanganan yang tepat agar nilai
gizi telur tetap baik, yaitu dengan cara pengawetan.
Adapun Macam-Macam Pengawetan Telur
Yaitu :
1. Minyak sayur atau lilin encer yang
dioleskan pada telur, Pengawetan ini membuat telur sampai 2 bulan.
2. Pengasinan, dengan cara memasukan
cairan pengawetan garam mengunakan jarum suntik kedalam telur. Lubang kemudian
ditutup dengan selotip atau lilin. Lalu direbus, tapi ini tahan 3 dan 4 hari.
3. Merendam dalam campuran air dan
garam selama lima hari samapai 10 hari. Telur dengan cara ini tahannya samapai
seminggu.
4. Bubur dari campuran tanah liat
5. Bubuk batu bata.
6. Abu gosok dan.
7. Penurun suhu, yakni maksukan dalam lemari es
pada suhu 5 derajatcelsius, ini buat telur tahan 30 hari.
Prinsip
pengawetan telur adalah untuk :
- Mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur.
- Mencegah keluarnya air dari dalam telur.
Kualitas
telur ditentukan oleh :
- kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur) dan
- kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur).
Beberapa proses pengawetan telur utuh yang diawetkan bersama
kulitnya antara lain :
- proses pendinginan;
- proses pembungkusan kering;
- proses pelapisan dengan minyak;
- proses pencelupan dalam berbagai cairan.
Acar telur adalah telur masak yang dikuliti dan direndam
dalam adonan bumbu (cuka, gula, cabai, dan merica). Sehingga awet dan siap
dimakan. Biasa disimpan dalam botol selai atau stoples.
- BAHAN
- Telur ayam atau itik atau puyuh 18 butir
- Asam cuka 25 % 33 cc (6 sendok makan)
- Gula 400 gram
- Cabai 60 gram
- Merica hitam 60 gram
- Air secukupnya
- ALAT
- Panci
- Kompor
- Botol selai
- Baskom
- CARA PEMBUATAN
- Masak telur (ayam, itik, puyuh) pada suhu 80° ~ 85°C (selama ± 20 menit);
- Dinginkan (masukkan ke dalam air dingin) kemudian kupas;
- Buat larutan asam cuka (30 cc asam cuka dalam 1 liter air). Tambahkan 400 gram gula kemudian panaskan;
- Dalam keadaan panas tambahkan cabai dan merica hitam.
Ambar turatminah, ketua kelompok candi P jaya yang
memperoduksi telur asin rasa udang, mengatakan telur segar dengan mutu baik
disimpan tidak lebih dari dua minggu. Bila disimpan lebih dari waktu itu, telur
akan rusak. Kerusakan terjadi dikarenakan keluarnya gas`karbon dioksida dari
telur sehingga menaikan derajat keasaman produk tersebut. Penyimpanan telur
dalam waktu lama tanpa pengawetan dapat menyebaban penguapan sehingga bobot
telur menurun dan putih telur menjadi encer.
Telur yang diawetkan dapat memperpanjang daya simpan menimal
seminggu tanpa mengurangi nilai gizi di dalamnya. Memilih mengawetkan telur
dengan mengunakan bubur dari campuran tanah liat, bubuk batu bata, abu gosok,
dan garam dengan komposisi tertentu. Pengawet telur dapat dilakukan dengan
penurun suhu, yakni maksukan dalam lemari es pada suhu 5 derajatcelsius, ini
buat telur tahan 30 hari.
Pengawetan lain dengan mengunakan minyak sayur atau lilin
encer yang dioleskan pada telur. Pengawetan ini membuat telur sampai 2bulan.
Telur juga dapat diawetkan dengan cara pengasinan, dengan cara memasukan cairan
pengawetan garam mengunakan jarum suntik kedalam telur. Lubang kemudian ditutup
dengan selotip atau lilin. Lalu direbus, tapi ini tahan 3 dan 4 hari. Cara
pengasinan lainya adalah dengan merendam dalam campuran air dan garam selama
lima hari samapai 10 hari. Telur dengan cara ini tahannya samapai seminggu.
Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning
telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti :
besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%)
dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya
sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit
karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan
alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui
pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk
mempertahankan kualitas telur.
Telur akan lebih bermanfaat bila direbus setengah matang
dari pada direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga
kurang baik, karena protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu
protein akan menurun. Macam-macam telur adalah : telur ayam (kampung dan ras),
telur bebek, puyuh dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar